Wednesday 16 January 2019

Cara Perpanjang Pajak STNK Motor Tahunan di Samsat Jakarta Utara

Assalamu'alaikum, salam sejahtera...

Kali ini saya ingin sharing proses perpanjangan pajak STNK Motor Tahunan untuk area Jakarta Utara. Oiya, sebelumnya perlu diinformasikan bahwa saya bayarnya telat karena tidak terasa sudah lewat beberapa bulan dari tenggat waktu yang seharusnya. Telat atau tidaknya menentukan lokasi dimana kamu bayar pajak STNK Motornya. Jika kamu tepat waktu, kamu bisa bayar di beberapa tempat yang sudah disediakan, diantaranya:

- Gerai Mall Artha Gading, Jl. Boulevard Artha Gading Jakarta Utara
- Gerai Kecamatan Penjaringan, Jl. Pluit Raya No.5, Penjaringan, Jakarta Utara 14440
- Samsat Keliling:
Halaman Mesjid Al-Musyawarah Kelapa Gading, Jl. Raya Kelapa Nias, RT.13/RW.18, Klp. Gading Tim., Klp. Gading, Kota Jkt Utara, Buka pukul : 08.00 – 14.00 WIB
- e-SAMSAT (Melalui ATM Bank DKI, BNI, BTN & BUKOPIN dengan menukarkan STRUK Pembayaran STNK di Samsat Keliling, Gerai, Kecamatan atau Kantor SAMSAT Terdekat sebelum 30 hari

Jadi untuk kasus saya ini yang telat bayar pajak, maka lokasi pembayarannya berada di Jl. Gn. Sahari No.13, Pademangan, Kota Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14420, yang kebetulan satu gedung dengan Samsat Jakarta Pusat. 

Berikut ini proses yang saya lalui:

1. Kelengkapan dokumen
Sebelum kamu berangkat, ada baiknya kamu siapkan kelengkapan dokumen seperti:
-  KTP & STNK asli
- Fotocopy KTP, STNK, BPKB masing-masing 1 buah, jika untuk cadangan lebih baik masing-masing bawa 2. 
-  Membawa pulpen.
  
2. Lokasi Samsat Jakarta Utara & Jakarta Pusat
- Jalan raya depan gedung Samsat yang kita tuju, gedung ditandai lingkaran merah.
foto diambil dari Google Maps
 - Pintu Masuk Gedung untuk ke loket pendaftaran, disini ada petugas yang menanyakan setiap keperluan pengunjung.
foto diambil dari Google picture
3. Loket Pendaftaran
Setelah kamu sampai di dalam Gedung Samsat, maka ada 2 area, yang sebelah kiri dari pintu masuk adalah Samsat Jakarta Utara, sedangkan sebelah kanan Samsat Jakarta Pusat. Kamu langsung menuju ke loket Pendaftaran sesuai area kamu dan ambil formulir untuk melakukan pengisian. Meja dan pulpen sudah disediakan, namun lebih baik kamu menggunakan pulpen sendiri agar tidak menunggu pulpen yang dipakai orang lain. 

Disini kamu keluarkan STNK asli dari plastiknya dan KTP asli dimasukkan ke dalam plastik STNK yang sudah kosong tadi. Dikumpulkan jadi satu dokumen tadi berupa:
- Fotokopi KTP, STNK, BPKB 
- STNK asli
- KTP asli yang dimasukkan ke dalam plastik STNK tadi.
Kemudian dikumpulkan di tempat pengumpulan dan tunggu hingga dipanggil di Loket Pembayaran.

Loket Pendaftaran & Loket Pembayaran
4. Loket Pembayaran
Lokasi Loket Pembayaran bersebelahan dengan Loket Pendaftaran yang ada tulisan BANK DKI. Ketika namamu dipanggil maka kamu diminta membayar sesuai yang tertera di STNK kamu di pojok kanan bawah. Setelah membayar, kamu akan diberikan STNK yang masih draft dan copian berwarna biru. Lalu kamu akan menunggu lagi untuk mengambil STNK yang baru dan KTP aslimu di loket sebelahnya, yaitu Loket Pengambilan STNK.

5. Loket Pengambilan STNK
Di loket ini kamu akan dipanggil dengan menunjukkan STNK copian biru kepada petugas yang selanjutnya kamu akan diberikan STNK baru dan KTP asli kamu. Harap dicek apakah STNK baru kamu sudah sesuai dengan data diri kamu.  

Itu saja yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat !!!




  


Read More »

Monday 14 January 2019

Menghitung Branch Reinforcement Pad (ASME B31.3)

Sebelum membahas Reinforcement Pad, terlebih dahulu kita kenalan dengan apa itu Branch Connection. Branch Connection yaitu cabangan pipa dari dari run (header) ke branch melalui fitting (tees, olet, lateral) atau pipe-to-pipe. Yang akan kita bahas adalah sambungan pipa ke pipa karena ketika menyambung antara header pipa dengan branch pipa harus dipastikan kekuatan sambungan atau pengelasannya. Oleh karena itu diperlukan kalkulasi Branch Connection yang hasilnya nanti apakah sudah cukup dengan kekuatan sambungannya saja atau perlu ada treatment lain, seperti Reinforcement Pad. Reinforcement pad merupakan salah satu perlakuan yang bertujuan untuk menguatkan sambungan dari header ke branch atau nozzle jika wall thickness yang dimiliki oleh run pipe dan branch pipe tidak cukup menahan pressure (lihat picture dibawah, reinforcement pad ditunjukkan pada warna yang lebih pekat).
pict: branch connection (source google image)
Di ASME B31.3 Para. 304.3.1 (b) disebutkan kriteria diperlukannya kalkulasi pada branch connection, yaitu:
1. Rasio Diameter run pipe (header), Dh, dengan thickness Th (Dh/Th) harus kurang dari 100 dan rasio Diameter branch, Db, dengan Diameter run pipe, Dh (Db/Dh) tidak boleh lebih dari 1.0.
2. Jika rasio Dh/Th ≥ 100, maka Db < 1/2 Dh.
Salah satu formula yang sering digunakan oleh Piping Engineer adalah menghitung Branch Reinforcement Pad, dan biasanya formula ini dibutuhkan untuk fabrikasi material Tee. Pengalaman penulis dalam mengaplikasikannya adalah ketika menghitung apakah perlu dibutuhkannya reinforcement pad atau tidak pada material Lateral Tee berdasarkan ASME B31.3.
Gambar 1. Source from ASME B31.3
Untuk mempersingkatnya, mari kita coba satu soal berikut sesuai contoh yang ada di ASME B31.3 bagian H301.
Basic Data:
Header NPS = 8" ; branch NPS = 4" dengan sudut 90deg; Tipe Reducing Tee (gambar 2) ; Header dan Branch menggunakan material & thickness yang sama, yaitu API 5L Grade A Seamless dengan Sch 40 ; Desain Pressure = 300 psig @ 400degF ; Corrosion Allowance = 0.10 inch. 
Pertanyaan: apakah perlu reinforcement pad atau tidak ?
Gambar 2. Tee
Jawab:
Kalau di ASME B31.3, satuan yang digunakan tidak SI. Tapi coba kita pakai satuan SI.
Saran dari penulis, sebaiknya untuk mengetahui wall thickness harus melihat langsung data dari dokumen ASME B36.10M agar lebih akurat.
➧ Required Calculation Parameters:
   ➞ P (Design Pressure) = 300 psig = 2.07 MPa
   ➞ TH (Nominal Run Pipe Wall Thickness) = 8.18 mm (ASME B36.10M)
   ➞ TB (Nominal Branch Pipe Wall Thickness) = 6.02 mm (ASME B36.10M)
   ➞ Dh (Outside Diameter of Header Pipe) = 219.1 mm (ASME B36.10M)
   ➞ Db (Outside Diameter of Branch Pipe) = 114.3 mm (ASME B36.10M)
   ➞ Tr (Nominal Reinforcement Plate Thickness) = 0 mm →lihat di hasil
   ➞ E (Quality Factor) = 1 (for API 5L Smls; Table A-1B)
   ➞ S (Stress Value for Material) = 110 MPa (for API 5L Grade A; Appendix A, Table A-1)
   ➞ Y(Coeff. from table 304.1.1) = 0.4 (as per Table 304.1.1)
   ➞ c (Corrosion Allowance) = 2.54 mm
   ➞ ẞ (Smaller angle between axes of run & branch = 90
 
➧ Calculation:
   ➞ Th (Header Wall Thickness dikurangi mill tolerance) = 8.18 mm - (8.18 x 12.5%) = 7.16 mm
   ➞ Tb (Branch Wall Thickness dikurangi mill tolerance) = 6.02 mm - (6.02 x 12.5%) = 5.28 mm
   ➞ TC (Throat thickness of cover filled weld) = 0.7(TB) or 6mm, whichever is less
        TC = 0.7(6.02) = 4.21 mm, maka Tc = 4.21 mm (karena lebih kecil dari 6mm)
   ➞ Minimum leg dimension of fillet weld 1 = Tc / 0.707 = 4.21 / 0.707 = 5.95 mm, or
   ➞ Minimum leg dimension of fillet weld 2 = 0, diasumsikan "0" karena dianggap tidak ada reinforce pad terlebih dahulu (jika hasilnya dibutuhkan maka rumusnya = 1/2 x TH / 0.707 )
   ➞ L4 (Height of reinforcement zone outside of run pipe)

        L4 = 2.5 (7.16 - 2.54)  = 11.55 mm; or 2.5 (5.28 - 2.54) + 0 = 6.85 mm (pilih yang lebih kecil) 
        L4 = 6.85 mm
   ➞ d1 (effective length removed from pipe at branch)
        d1 = [114.3 - 2(5.28 - 2.54)]/sin 90 = [108.82]/1 = 108.82 mm
   ➞ d2 ("half width" of reinforcement zone) 
        d2 = (5.28 - 2.54) + (7.16 - 2.54) + (108.82/2) = 61.77
        d2 = 108.82 mm (karena diambil dari nilai d1 yang lebih besar)
   ➞ th & tb (Wall Thickness pada header & branch, pembahasan sama dengan postingan beberapa waktu lalu, klik link ini

          th = 2.07 x 219.1 / 2 ((110 x 1) + (2.07 x 0.4)) = 2.05 mm
          tb = 2.07 x 114.3 / 2 ((110 x 1) + (2.07 x 0.4)) = 1.07 mm

    ➞ A1 (Required Reinforcement Area), for under internal pressure is = 2.05 x 108.82 (2 - 1) = 223.08 mm2
 
    ➞ A2 (Available area as result from excess thickness in the run pipe wall)
 
         A2 = (2 x 108.82 - 108.82) (7.16 - 2.05 - 2.54) = 279.67 mm2

    ➞ A3 (Available area as result from excess thickness in the branch pipe wall) 
         A3 = 2 x 6.85 (5.28 - 1.07 - 2.54)/1 = 22.88 mm2
   ➞ A4 (Area of other metal provided by welds and properly attached reinforcement in branch weld) 
         A4 = 2(1/2)((5.95)^2) mm = 35.40 mm2

Total: A2 + A3 + A4 = 337.95 mm2
A2 + A3 + A4 ≥ A1 → hasilnya masih lebih besar dari A1, artinya tidak perlu ada tambahan reinforcement pad sehingga nilai Tr = 0


Read More »

Tuesday 8 January 2019

Piping Hook-Up Standard Dokumen

Welcome 2019!!!

Mengawali awal tahun 2019 dengan postingan yang berjudul "Piping Hook-Up Standard Dokumen". Lantas apa istimewanya dokumen tersebut? Bagi disiplin Piping, ini adalah salah satu dokumen wajib yang harus diterbitkan dalam suatu project. Tujuan dokumen ini dibuat adalah untuk memberikan lebih detail komponen piping apa saja yang terkoneksi dengan komponen Instrument yang tidak dapat dimunculkan di bagian isi P&ID, selain itu dokumen ini membantu piping engineer menghitung komponen piping material ke dalam MTO. Memang, di bagian cover P&ID ada yang mewakili isi konten dokumen ini, namun belum dirasa cukup mengingat space yang diberikan oleh P&ID dan ada hal-hal penting lainnya yang belum dijabarkan secara lengkap. Mari kita bedah apa bab/bagian yang umumnya disediakan oleh dokumen Piping Hook-Up Standard, namun mungkin teman-teman yang lain memiliki pengalaman catatan yang berbeda boleh dishare.

Singkatan (Abbreviation)
Technical document seringkali disisipkan singkatan agar mudah disebut dan diingat. Karena koneksi ke Instrument, maka istilah yang berkaitan dengannya akan banyak disebutkan. Berikut ini adalah contoh beberapa singkatan yang digunakan sesuai urutan alfabet:
- BW:  Butt Welding
- BLE: Bevel Large End
- INSTR: Instrument
- LIT: Level Instrument Transmitter
- LG: Level Gauge
- LT: Level Transmitter
- NPTF: National Standard Pipe Taper Female
- PDI: Pressure Differential Indicator
- PG: Pressure Gauge
- PI: Pressure Indicator
- PIT: Pressure Indicator Transmitter
- TOE: Threaded One End
- TBE: Threaded Both End

Isi / Skema (Schematic Drawing)
Inti dari Piping Hook-Up Standard ada di bagian skematik drawingnya. disana dijelaskan ada piping class, jenis koneksi dari header ke branch, size branch, rating, tipe koneksi dari scope piping ke instrument, size suction dan discharge piping, beberapa catatan dan info lain untuk case tertentu. Pada Postingan sebelumnya (klik link), terdapat contoh salah satu skema Piping Hook Up Standard. Namun disini akan dijelaskan lebih detail ke beberapa skema:

1. Pressure Tapping on Lines
Artinya alat instrument yang menunjukkan indikator pressure seperti PG, PI/PT, PDI/PDT dikoneksikan ke line piping seperti skema dibawah. Rating dan manifold valve yang ditampilkan hanya contoh, bisa berbeda dengan spec Client lainnya.


2. Pressure Tapping on Equipment
Kalau bagian ini, koneksi Instrument berada di Equipment, seperti Vessel, X-Mas Tree, dll. Berikut adalah contoh skema yang ditampilkan.

3. Typical Level Instrument on Equipment
Ketika mendengar istilah "Level", maka yang kita asumsikan seperti ukuran ketinggian. Nah di instrument ada alat yang gunanya untuk mengetahui level suatu fluida yang harus diketahui, contoh di Vent/Flare KO Drum untuk mengukur kandungan gas hydrocarbon di dalamnya. Berikut contoh skemanya, terlihat ada "cloud" yang artinya ada revisi dari sebelumnya.


4. Thermowell Installation
Berbicara tentang Thermowell, maka kita perlu menyiapkan ketinggian yang cukup agar stick yang dimilikinya dapat berfungsi dengan baik dan ini sudah ada kalkulasinya, jadi Piping hanya menyesuaikannya. Berikut skema yang ditampilkan:

5. Flow Orifice Flange Installation
Pemasangan Flow Orifice Flange cukup unik, dimana flange dilubangi untuk dimasukkan nipple dan block&bleed valve. Skema terlihat seperti dibawah ini:



6. Coriolis Flow Meter
Skema yang ditampilkan dibawah menunjukkan ke atas karena fluida yang dialirkan lebih dominan berbentuk gas. Sehingga jika fluidanya cair, maka pemasangan alatnya ke arah bawah.


7. Ultrasonic Flow Meter
Fungsinya hampir sama dengan Coriolis untuk mengukur besaran massa atau volume suatu aliran, namun hanya digunakan untuk fluida berbentuk gas dan biasanya yang menuju flare. Berikut skema yang ditampilkan:


8. Sample Connection Details
Berikut skema yang ditampilkan untuk beberapa tipe sample connection:

9. Hydrostatic Vents & Drains
Selanjutnya terdapat skema Hydrostatic Vents & Drains yang dibuat untuk keperluan hydrotest dimana lokasinya ada di titik paling atas atau bawah. Sistem penyambungannya tergantung jenis piping class, ada yang dengan cara welding, atau lem adhesive untuk material GRP, atau threaded. Berikut skemanya:

10. Drain Seal Pot Connection 
Skema poin 10 disediakan untuk menampung tetesan fluida dari ujung valve ketika maintenance.


11. Deck Drain Drip Tray
Skema berikutnya yaitu penampungan air sementara yang berasal dari air hujan atau saat maintenance (sama dengan poin 12).  


12. Drain Box Detail



Sekian dari Penulis, jika ada koreksi mohon disampaikan dan sangat terbuka untuk saya perbaiki.
Salam Hangat.




Read More »