Thursday, 7 October 2021

Mengenal huruf D


 

Memiliki anak anak yang masih berusia dini memang sangat menarik sekaligus sebuah journey untuk semua orang tua, termasuk aku pribadi. Abang Ayyash berusia 4 tahun dan Arfad berusia 2tahun 11 bulan, keduanya masih sangat unyu unyu dan masih sangat menyukai petualangan sebagai bentuk observasi mereka dalam belajar.

Alphabet adalah salah satu topik yang sangat populer untuk anak anak usia dini, termasuk aku dan suami di rumah,di usia mereka, kami sudah mengenalkan alphabet, dan cara kami mengenalkan alphabet kepada mereka adalah dengan cara bercerita, aku membuatkan buku alphabet khusus mereka dan setelah membacakan buku alphabet kami membuat kriya bersama.

Nah, diatas adalah salah satu kriya yang kami buat setelah kami membaca buku "Teman Peternakan D" bersama. Kriya tersebut sangat sederhana, terdiri dari print domba hitam putih yang kami bubuhkan lem lalu kami tempelkan beras, setelah itu kami warnai menggunakan cat air dan tambahkan sedikit komponen seperti matahari, pohon dan rumput.

Kegiatan kriya tersebut sangat bagus untuk menguatkan ingatan mereka terhadap materi yang sedang dipelajari dan bonusnya adalah kami semua merasa sangat bahagia.

Read More »

MARI LINDUNGI HUTAN KITA



MARI LINDUNGI HUTAN KITA


Sekitar 2 bulan yang lalu, aku ajak anak anak membahas sebuah bahasan yang memang agak berat untuk usia 2 dan 4 tahun, tetapi aku pikir pembahasan ini sangat penting mereka ketahui sebagai manusia yang Allah ciptakan di bumi yaitu menjadi seorang Khlifah, dan salah satu tugas dari seorang khaifah adalah melindungi apa apa yang telah Allah ciptakan.

Kebakaran hutan adalah topik yang kami diskusikan bersama, diskusi kami berpusat tentang sebab dan dampak buruk dari hutan terbakar terhadap alam, hewan dan manusia. Diskusi yang kami lakukan sangat ringan, sambil menonton video dokumenter hutan yang terbakar di beberapa negara, kami berdiskusi lalu sama sama mengambil kesimpulan.

Gambar diatas adalah salah satu bentuk ekspresi dari pemikiran Abang Ayyash (4 tahun), atas hasil dari diskusi yang telah kami lakukan. Gambar tersebut bercerita tentang penyelamatan seekor rubah yang terjebak di dalam hutan yang terbakar.

Semoga kita semua mampu menjaga dan melindungi hutan yang telah Allah berikan, karena kebakaran hutan bukan hanya berdampak buruk untuk alam dan hewan tetapi manusia pun akan ikut mengalami dampak buruknya.

save our forest with love๐Ÿ’–
Read More »

Monday, 18 February 2019

Mengenal Pipe, Fitting & Flange dan Jenis Sambungannya

Gambar: Piping Layout
Back to Basic, yep, kali ini kita akan mengupas seputar material Pipe, Fitting & Flange. Artikel ini dibuat khusus untuk kalian yang baru memasuki profesi Piping Engineering maupun bagi yang ingin mengenal lebih jauh tentang Pipe, Fitting & Flange. Ketiga istilah tersebut merupakan material dasar yang selalu digunakan di dunia Piping. Masing-masing telah diatur dalam Standar Internasional menyangkut size dimension, thickness, pressure, rating dsb. Material penyusunnya juga bermacam-macam seperti steel, PVC dan GRE/GRP yang disesuaikan dengan karakteristik apa yang akan dilalui didalamnya dan juga mempertimbangkan aspek ekonomis. Agar lebih fokus, pembahasan yang ditulis lebih kepada merujuk standar ASME (American Society of Mechanical Engineer).

1. Pipe

Ayah Engineer yakin bahwa hampir semua pembaca pernah melihat pipa, baik di rumah, jalan, sekolah, kampus, tempat kerja, dll. Mengutip dari laman wikipedia, bahwa pipa adalah sebuah selongsong bundar yang digunakan untuk mengalirkan fluida -cairan atau gas. Merujuk kepada ASME B36.10M (Welded and Seamless Wrought Steel Pipe), Pipa diidentifikasikan sebagai Nominal Pipe Size (NPS) dalam satuan "inch" yang menunjukkan lebih dekat kepada ukuran Outside Diameter (OD) dimana ukuran dari NPS 1/8 - NPS 12 memiliki size OD yang lebih besar dibandingkan ukuran NPS-nya. Namun untuk ukuran NPS 14 - NPS lebih besar memiliki ukuran OD yang sama dengan NPS-nya. Ada OD berarti ada Inside Diameter (ID) yang merupakan radius bagian dalam yang langsung kontak dengan fluida yang didalamnya. Selisih antara OD dan ID inilah yang dinamakan dengan Wall Thickness atau ketebalan pipa dan . Jika diilustrasikan seperti gambar dibawah:
Gambar: Profil Pipa

Thickness pipa yang diatur oleh ASME B36.10M dikelompokkan dengan istilah Schedule (SCH) yang pada awalnya terdiri dari SCH.STD (Standard), SCH.XS (Xtra Strong) dan SCH.XXS (Double Xtra Strong) dan diperluas mulai dari Schedule 10 hingga Schedule 160. Semakin besar nilai Schedule, semakin tebal pipanya dan berpengaruh pada Inside Diameter (ID) yang semakin kecil. Nomor Schedule ini merupakan nilai yang diperoleh dari 1000 P/S, dimana P adalah Pressure dan S adalah Allowable Stress yang keduanya dalam satuan Pounds per Square Inch (PSI).  

Kemudian kita akan menemui SCH.10S atau SCH.40S dimana ada penambahan huruf S yang bisa saja sama atau tidak sama dengan dengan Schedule yang tidak ada huruf S. Nah aturan penambahan huruf S ini merujuk pada ASME B36.19M dimana khusus mengatur pada Pipa berbahan material Stainless Steel yang tidak meng-cover seluruh NPS Pipa dari ASME B36.10M.  

Ayah Engineer perlu menambahkan juga, selain dari ASME, ada juga pipa yang memakai metric unit system yang diistilahkan dengan DN (Diameter Nominal) dengan satuan milimeter, misalkan DN50 artinya memiliki diameter 50 mm. Ukuran ini dikembangkan oleh International Standards Organization (ISO). Jika dibandingkan dengan NPS, maka inilah konfigurasinya :

Gambar: Tabel NPS - DN (Sumber Piping Handbook)
Material penyusun pipa yang biasa ditemui di proyek Oil & Gas adalah:
Grup ASME B36.10M
a. ASTM A53 (Carbon Steel)
b. ASTM A106 Gr.B (Carbon Steel)
c. ASTM A333 Gr.6 (Carbon Steel for Low Temperature)
d. ASTM A312 Gr.TP316L (Stainless Steel)
e. API 5L Gr.B (Carbon Steel) → hampir memiliki sifat properties yang sama dengan ASTM A106 Gr.B

2. Fittings

Fitting merupakan material penghubung antar pipa atau bisa juga fitting-to-fitting (fitting make-up) yang berfungsi sebagai penyambung dan pemberhentian aliran dan juga mengubah size atau aliran pipa. Fittings dikelompokkan sesuai tipe ujung penyambungnya, misal Butt-Welding (BW), Socket-Welding (SW), Screwed (atau Threaded). Contoh fittings yaitu 90⃘ & 45⃘ Elbows (Short dan Long Radius), Equal & Unequal Tees, Concentric & Eccentric Reducer, Swage Nipple, Cap, Stub-end, Sockolet, Weldolet, Coupling & Unions.

a. Butt-Welded (BW) Fittings
BW Fittings memiliki sudut 30⃘ pada bentuk ujungnya sebagai penyiapan area welding yang terdiri dari root gap area dan landing area. Standar BW Fittings diatur dalam ASME B16.9 yang mengatur dari jenis material, dimensi, toleransi, rating dan testing. Material yang dicover oleh standar tersebut adalah ASTM A234 (Carbon Steel), ASTM A403 (Stainless Steel) dan ASTM A420 (CS Low Temp.). Berikut ini gambar penyiapan area welding serta contoh BW Fittings.
Gambar: Skema Butt Weld
Gambar: BW Fittings

b. Socket-Welded (SW) Fittings  
Tipe SW lebih mudah untuk difabrikasi dan di fit-up. Si pengelas atau welder pun tidak harus memiliki skill yang tinggi seperti yang diperlukan pada tipe BW joint. Tipe SW lebih disukai dibanding tipe Screwed atau Threaded karena dapat menghindarkan potensi kebocoran yang kadangkala terjadi pada tipe Screwed. Rating yang biasa ditemui pada SW Fittings ialah rating 3000# dan 6000#. Standar SW Fittings diatur dalam ASME B16.11 dan umumnya banyak ditemui material forging seperti pada ASTM A105 (Carbon Steel) dan A182 F316 (Stainless Steel).
Gambar: Contoh SW Fitting
 
Gambar: Skema Socket-Welded
c. Screwed or Threaded Fittings

Fitting ini memiliki ulir pada sistem penyambungannya sehingga cukup cepat dikerjakan. Namun karena ada potensi kebocoran pada sambungannya, terkadang diakali dengan seal weld agar tidak bocor. Tipe ini dikelompokkan berdasarkan ratingnya, yaitu 3000# dan 6000#. Berikut adalah gambar dari Screwed Fittings. Sama halnya dengan SW Fittings, Standar Screwed Fittings diatur dalam ASME B16.11 dan material forging yang banyak ditemui di pasaran.
Gambar: Contoh Screwed Fittings

3. Flanges
Flanges merupakan penghubung utama dari pipa ke Valve atau ke fitting yang memiliki variasi ukuran dan rating yang dihubungkan dengan bolting. Standard yang biasa digunakan pada Flanges yaitu ASME B16.5, mulai dari jenis, rating, ukuran dan tipe facing. Rating yang dikelompokkan meliputi rating 150#, 300#, 400#, 600#, 900#, 1500# dan 2500#. Pada ukuran, mulai dari 1/2", 3/4", 1", 2", 4", 6", 8", 10", 12", 14", 16", 18", 20", 22" dan 24". Namun masih ada beberapa standar lain yang digunakan, namun khusus yang akan dibahas lebih kepada ASME B16.5. Material digunakan adalah material forging, seperti ASTM A105 (Carbon Steel) dan ASTM A182 F316 (Stainless Steel) dan beberapa material lainnya.

Jenis Flange terdiri atas WN Flange, Socket Flange, Slip-On Flange, Lap Joint Flange, Hub Flange, Orifice Flange dan Blind Flange. Berikut ini detail penjelasannya.

a. WN Flange
WN (Welding Neck) Flange adalah jenis flange yang paling umum digunakan di industri skala besar, bentuknya perpaduan antara hub yang di-taper dengan transisi panjang pipa dengan thickness tertentu. Hub ini yang akan memiliki peranan penting dalam penguatan flange yang menahan kekuatan dan tahanan aliran yang ada di dalamnya. Tipe joint flange ini ialah Butt-Welded.
 b. SW Flange
SW (Socket Welding) Flange biasanya digunakan untuk ukuran dibawah 2 inch. Sesuai dengan namanya, tipe joint flange ini ialah Socket-welded. Berikut adalah gambar dari Socket-Welded Flange.
Gambar: SW Flange

Untuk menghindari pocket atau aliran yang masuk pada celah diantara sambungan flange dan pipa, bagian internal flange yang langsung kontak dengan pipa di-grinda seperti pada skema dibawah ini.
Gambar: Skema Joint SW Flange

c. Slip-on Flange
Sebenarnya untuk flange tipe ini, Ayah Engineer jarang menggunakannya. Namun dari berbagai sumber menyebutkan bahwa tipe ini lebih murah dibanding WN Flange dan lebih mudah diinstal karena tidak membutuhkan akurasi yang tinggi pada saat assembly. Akan tetapi, final cost untuk instalasi tidak jauh berbeda dengan WN Flange dan kekuatannya 2/3 dan durasi fatigue 1/3-nya dari WN Flange. Berikut gambar & skema join dari Slip-on Flange. 
Gambar: Slip-on Flange & Skema penyambungan
d. Lap joint Flange
Lap joint flange terdiri atas flange itu sendiri dan stub-end yang mengijinkan 2 material berbeda. Sebagai contoh, Ayah Engineer menemukannya pada line Cu-Ni dimana stub-end memiliki material yang sama dengan pipa, yaitu Cu-Ni sedangkan flange terbuat dari material Carbon Steel Galvanise. Tentu hal ini mengurangi cost dari material itu sendiri, sedangkan saat instalasi lebih mudah dilakukan saat alignment bolting hole. Berikut adalah contoh gambar Lap Joint Flange.

Gambar: Lap Joint Flange

e. Blind Flange
Blind Flange di desain untuk menutup atau memblokadekan aliran dari piping, nozzle atau valve. Karena fungsinya tersebut, maka tipe ini yang paling besar menerima stress. Namun thickness dari Flange ini sudah diatur di dalam ASME untuk menerima pressure dan temperature tertentu. Berikut adalah contoh Blind Flange tipe RF & Ring Joint.
Gambar: Tipe Blind Flange

f. Orifice Flange
Orifice flange digunakan untuk mengukur flow rate yang ada di dalam pipeline sehingga mengurangi hot tap pada pipa. Orifice flange memiliki variasi ukuran dan jenisnya yang meliputi weld neck, slip-on dan screwed. 

Gambar: Orifice Flange

Flange Facing
Flange kemudian dikelompokkan juga berdasarkan tipe facing atau permukaannya yaitu Raised face, Flat face dan Ring Joint.  

- Raised face (RF)
RF adalah tipe yang paling umum kita temukan di pasaran. ketinggian face ini dibedakan berdasarkan rating, yaitu 1.6mm untuk rating 150# dan 300#. Sedangkan 6mm untuk rating di atasnya. Jika diperhatikan lebih seksama, permukaan jenis RF dipolakan dalam bentuk concentric maupun spiral groove sedalam kira-kira 0.4mm.
Gambar: Raised face

- Flat face (FF)
FF adalah tipe facing yang rata alias tidak memiliki tambahan ketebalan permukaan. Perbedaan gasket yang digunakan pada RF dan FF ialah pada RF lingkaran gasket hanya sebesar diameter raised face-nya saja, namun pada FF lingkaran gasket yang digunakan sebesar outside diameter flange. Hal ini dilakukan untuk mengurangi bahaya crack pada flange FF ketika dikencangkan.

Gambar: Flat face

- Ring Joint (RJ)
Ring Joint adalah tipe flange yang digunakan untuk rating yang tinggi sehingga harganya cukup mahal. Sesuai namanya, facing flange ini mempunyai space untuk disisipkan ring gasket yang bisa berbentuk oval atau octagonal. 
Gambar: Ring Joint


Referensi:
1. www.wikipedia.org
2. Piping Handbook 
3. Gambar sebagian dari google
Read More »

Tuesday, 5 February 2019

Review Piping Layout Drawing

Another job Piping Engineer adalah mengecek Piping Layout. Dokumen ini biasanya disiapkan oleh Piping Designer. Piping Layout adalah suatu dokumen drawing 2D yang menunjukkan area atau potongan tertentu yang menampilkan posisi equipment package, piping line, escape route, safety & handling equipment, ladder etc, yang dilihat dari atas maupun dari samping. 

Piping designer yang sudah punya jam terbang cukup tinggi sudah mengetahui kaidah bagaimana membuat piping layout yang baik dimana ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan, yaitu: safety concept, economical design dan easy access for operation & maintenance. 
Picture: Piping Layout Drawing

Lalu apa saja yang menjadi point pengecekan dari piping layout, berikut ini list yang diharapkan dapat menjadi referensi bagi para pembaca:

1. Cek akses pengoperasian valve, seperti posisi lever atau handwheel ball valve apakah dapat dijangkau dengan baik. Untuk mengeceknya, perhatikan elevasi piping line terhadap deck atau access platform.

2. Cek Gap between piping and structural item, contohnya penetrasi piping line yang berdekatan dengan beam terlebih jika line tersebut ada insulation.

3. Cek apakah ada line number yang missing. Misalkan di salah satu sudut posisi "Above Main Deck" tidak dimuncul, padahal seharusnya muncul karena penampakan di posisi "Below Main Deck" line tersebut ke arah keluar deck.

4. Cek apakah masih ada temporary facility yang masih dimunculkan, karena seharusnya tidak ada di piping layout. 

5. Cek apakah ada akses untuk operator maintenance untuk mobilisasi dari package satu ke package yang lain, jangan sampai terhalang oleh piping line.

6. Cek update layout & size of equipment package sesuai GA dari Vendor.

7. Pastikan escape route bebas dari laydown area dan piping line. 

8. Cek penomoran piping line (piping class, size & service).

9. Kualitas drawing yang bisa dibaca dengan jelas.

10. Cek pengimplementasian dari hasil PDMS Review. 

Itulah 10 point yang diambil dari pengalaman pribadi dan juga beberapa comment dari Client. Mungkin ada dari para pembaca memiliki pendapat lain dan silahkan untuk di-sharing agar dapat bermanfaat ilmunya. Dan diharapkan pihak yang terlibat langsung dalam pembuatan dokumen ini dapat diminimalisir kesalahan sehingga akan berdampak positif pada schedule project yang telah ditetapkan. 


Terima kasih & Salam.


Read More »

Wednesday, 16 January 2019

Cara Perpanjang Pajak STNK Motor Tahunan di Samsat Jakarta Utara

Assalamu'alaikum, salam sejahtera...

Kali ini saya ingin sharing proses perpanjangan pajak STNK Motor Tahunan untuk area Jakarta Utara. Oiya, sebelumnya perlu diinformasikan bahwa saya bayarnya telat karena tidak terasa sudah lewat beberapa bulan dari tenggat waktu yang seharusnya. Telat atau tidaknya menentukan lokasi dimana kamu bayar pajak STNK Motornya. Jika kamu tepat waktu, kamu bisa bayar di beberapa tempat yang sudah disediakan, diantaranya:

- Gerai Mall Artha Gading, Jl. Boulevard Artha Gading Jakarta Utara
- Gerai Kecamatan Penjaringan, Jl. Pluit Raya No.5, Penjaringan, Jakarta Utara 14440
- Samsat Keliling:
Halaman Mesjid Al-Musyawarah Kelapa Gading, Jl. Raya Kelapa Nias, RT.13/RW.18, Klp. Gading Tim., Klp. Gading, Kota Jkt Utara, Buka pukul : 08.00 – 14.00 WIB
- e-SAMSAT (Melalui ATM Bank DKI, BNI, BTN & BUKOPIN dengan menukarkan STRUK Pembayaran STNK di Samsat Keliling, Gerai, Kecamatan atau Kantor SAMSAT Terdekat sebelum 30 hari

Jadi untuk kasus saya ini yang telat bayar pajak, maka lokasi pembayarannya berada di Jl. Gn. Sahari No.13, Pademangan, Kota Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14420, yang kebetulan satu gedung dengan Samsat Jakarta Pusat. 

Berikut ini proses yang saya lalui:

1. Kelengkapan dokumen
Sebelum kamu berangkat, ada baiknya kamu siapkan kelengkapan dokumen seperti:
-  KTP & STNK asli
- Fotocopy KTP, STNK, BPKB masing-masing 1 buah, jika untuk cadangan lebih baik masing-masing bawa 2. 
-  Membawa pulpen.
  
2. Lokasi Samsat Jakarta Utara & Jakarta Pusat
- Jalan raya depan gedung Samsat yang kita tuju, gedung ditandai lingkaran merah.
foto diambil dari Google Maps
 - Pintu Masuk Gedung untuk ke loket pendaftaran, disini ada petugas yang menanyakan setiap keperluan pengunjung.
foto diambil dari Google picture
3. Loket Pendaftaran
Setelah kamu sampai di dalam Gedung Samsat, maka ada 2 area, yang sebelah kiri dari pintu masuk adalah Samsat Jakarta Utara, sedangkan sebelah kanan Samsat Jakarta Pusat. Kamu langsung menuju ke loket Pendaftaran sesuai area kamu dan ambil formulir untuk melakukan pengisian. Meja dan pulpen sudah disediakan, namun lebih baik kamu menggunakan pulpen sendiri agar tidak menunggu pulpen yang dipakai orang lain. 

Disini kamu keluarkan STNK asli dari plastiknya dan KTP asli dimasukkan ke dalam plastik STNK yang sudah kosong tadi. Dikumpulkan jadi satu dokumen tadi berupa:
- Fotokopi KTP, STNK, BPKB 
- STNK asli
- KTP asli yang dimasukkan ke dalam plastik STNK tadi.
Kemudian dikumpulkan di tempat pengumpulan dan tunggu hingga dipanggil di Loket Pembayaran.

Loket Pendaftaran & Loket Pembayaran
4. Loket Pembayaran
Lokasi Loket Pembayaran bersebelahan dengan Loket Pendaftaran yang ada tulisan BANK DKI. Ketika namamu dipanggil maka kamu diminta membayar sesuai yang tertera di STNK kamu di pojok kanan bawah. Setelah membayar, kamu akan diberikan STNK yang masih draft dan copian berwarna biru. Lalu kamu akan menunggu lagi untuk mengambil STNK yang baru dan KTP aslimu di loket sebelahnya, yaitu Loket Pengambilan STNK.

5. Loket Pengambilan STNK
Di loket ini kamu akan dipanggil dengan menunjukkan STNK copian biru kepada petugas yang selanjutnya kamu akan diberikan STNK baru dan KTP asli kamu. Harap dicek apakah STNK baru kamu sudah sesuai dengan data diri kamu.  

Itu saja yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat !!!




  


Read More »

Monday, 14 January 2019

Menghitung Branch Reinforcement Pad (ASME B31.3)

Sebelum membahas Reinforcement Pad, terlebih dahulu kita kenalan dengan apa itu Branch Connection. Branch Connection yaitu cabangan pipa dari dari run (header) ke branch melalui fitting (tees, olet, lateral) atau pipe-to-pipe. Yang akan kita bahas adalah sambungan pipa ke pipa karena ketika menyambung antara header pipa dengan branch pipa harus dipastikan kekuatan sambungan atau pengelasannya. Oleh karena itu diperlukan kalkulasi Branch Connection yang hasilnya nanti apakah sudah cukup dengan kekuatan sambungannya saja atau perlu ada treatment lain, seperti Reinforcement Pad. Reinforcement pad merupakan salah satu perlakuan yang bertujuan untuk menguatkan sambungan dari header ke branch atau nozzle jika wall thickness yang dimiliki oleh run pipe dan branch pipe tidak cukup menahan pressure (lihat picture dibawah, reinforcement pad ditunjukkan pada warna yang lebih pekat).
pict: branch connection (source google image)
Di ASME B31.3 Para. 304.3.1 (b) disebutkan kriteria diperlukannya kalkulasi pada branch connection, yaitu:
1. Rasio Diameter run pipe (header), Dh, dengan thickness Th (Dh/Th) harus kurang dari 100 dan rasio Diameter branch, Db, dengan Diameter run pipe, Dh (Db/Dh) tidak boleh lebih dari 1.0.
2. Jika rasio Dh/Th ≥ 100, maka Db < 1/2 Dh.
Salah satu formula yang sering digunakan oleh Piping Engineer adalah menghitung Branch Reinforcement Pad, dan biasanya formula ini dibutuhkan untuk fabrikasi material Tee. Pengalaman penulis dalam mengaplikasikannya adalah ketika menghitung apakah perlu dibutuhkannya reinforcement pad atau tidak pada material Lateral Tee berdasarkan ASME B31.3.
Gambar 1. Source from ASME B31.3
Untuk mempersingkatnya, mari kita coba satu soal berikut sesuai contoh yang ada di ASME B31.3 bagian H301.
Basic Data:
Header NPS = 8" ; branch NPS = 4" dengan sudut 90deg; Tipe Reducing Tee (gambar 2) ; Header dan Branch menggunakan material & thickness yang sama, yaitu API 5L Grade A Seamless dengan Sch 40 ; Desain Pressure = 300 psig @ 400degF ; Corrosion Allowance = 0.10 inch. 
Pertanyaan: apakah perlu reinforcement pad atau tidak ?
Gambar 2. Tee
Jawab:
Kalau di ASME B31.3, satuan yang digunakan tidak SI. Tapi coba kita pakai satuan SI.
Saran dari penulis, sebaiknya untuk mengetahui wall thickness harus melihat langsung data dari dokumen ASME B36.10M agar lebih akurat.
➧ Required Calculation Parameters:
   ➞ P (Design Pressure) = 300 psig = 2.07 MPa
   ➞ TH (Nominal Run Pipe Wall Thickness) = 8.18 mm (ASME B36.10M)
   ➞ TB (Nominal Branch Pipe Wall Thickness) = 6.02 mm (ASME B36.10M)
   ➞ Dh (Outside Diameter of Header Pipe) = 219.1 mm (ASME B36.10M)
   ➞ Db (Outside Diameter of Branch Pipe) = 114.3 mm (ASME B36.10M)
   ➞ Tr (Nominal Reinforcement Plate Thickness) = 0 mm →lihat di hasil
   ➞ E (Quality Factor) = 1 (for API 5L Smls; Table A-1B)
   ➞ S (Stress Value for Material) = 110 MPa (for API 5L Grade A; Appendix A, Table A-1)
   ➞ Y(Coeff. from table 304.1.1) = 0.4 (as per Table 304.1.1)
   ➞ c (Corrosion Allowance) = 2.54 mm
   ➞ แบž (Smaller angle between axes of run & branch = 90
 
➧ Calculation:
   ➞ Th (Header Wall Thickness dikurangi mill tolerance) = 8.18 mm - (8.18 x 12.5%) = 7.16 mm
   ➞ Tb (Branch Wall Thickness dikurangi mill tolerance) = 6.02 mm - (6.02 x 12.5%) = 5.28 mm
   ➞ TC (Throat thickness of cover filled weld) = 0.7(TB) or 6mm, whichever is less
        TC = 0.7(6.02) = 4.21 mm, maka Tc = 4.21 mm (karena lebih kecil dari 6mm)
   ➞ Minimum leg dimension of fillet weld 1 = Tc / 0.707 = 4.21 / 0.707 = 5.95 mm, or
   ➞ Minimum leg dimension of fillet weld 2 = 0, diasumsikan "0" karena dianggap tidak ada reinforce pad terlebih dahulu (jika hasilnya dibutuhkan maka rumusnya = 1/2 x TH / 0.707 )
   ➞ L4 (Height of reinforcement zone outside of run pipe)

        L4 = 2.5 (7.16 - 2.54)  = 11.55 mm; or 2.5 (5.28 - 2.54) + 0 = 6.85 mm (pilih yang lebih kecil) 
        L4 = 6.85 mm
   ➞ d1 (effective length removed from pipe at branch)
        d1 = [114.3 - 2(5.28 - 2.54)]/sin 90 = [108.82]/1 = 108.82 mm
   ➞ d2 ("half width" of reinforcement zone) 
        d2 = (5.28 - 2.54) + (7.16 - 2.54) + (108.82/2) = 61.77
        d2 = 108.82 mm (karena diambil dari nilai d1 yang lebih besar)
   ➞ th & tb (Wall Thickness pada header & branch, pembahasan sama dengan postingan beberapa waktu lalu, klik link ini

          th = 2.07 x 219.1 / 2 ((110 x 1) + (2.07 x 0.4)) = 2.05 mm
          tb = 2.07 x 114.3 / 2 ((110 x 1) + (2.07 x 0.4)) = 1.07 mm

    ➞ A1 (Required Reinforcement Area), for under internal pressure is = 2.05 x 108.82 (2 - 1) = 223.08 mm2
 
    ➞ A2 (Available area as result from excess thickness in the run pipe wall)
 
         A2 = (2 x 108.82 - 108.82) (7.16 - 2.05 - 2.54) = 279.67 mm2

    ➞ A3 (Available area as result from excess thickness in the branch pipe wall) 
         A3 = 2 x 6.85 (5.28 - 1.07 - 2.54)/1 = 22.88 mm2
   ➞ A4 (Area of other metal provided by welds and properly attached reinforcement in branch weld) 
         A4 = 2(1/2)((5.95)^2) mm = 35.40 mm2

Total: A2 + A3 + A4 = 337.95 mm2
A2 + A3 + A4 ≥ A1 → hasilnya masih lebih besar dari A1, artinya tidak perlu ada tambahan reinforcement pad sehingga nilai Tr = 0


Read More »

Tuesday, 8 January 2019

Piping Hook-Up Standard Dokumen

Welcome 2019!!!

Mengawali awal tahun 2019 dengan postingan yang berjudul "Piping Hook-Up Standard Dokumen". Lantas apa istimewanya dokumen tersebut? Bagi disiplin Piping, ini adalah salah satu dokumen wajib yang harus diterbitkan dalam suatu project. Tujuan dokumen ini dibuat adalah untuk memberikan lebih detail komponen piping apa saja yang terkoneksi dengan komponen Instrument yang tidak dapat dimunculkan di bagian isi P&ID, selain itu dokumen ini membantu piping engineer menghitung komponen piping material ke dalam MTO. Memang, di bagian cover P&ID ada yang mewakili isi konten dokumen ini, namun belum dirasa cukup mengingat space yang diberikan oleh P&ID dan ada hal-hal penting lainnya yang belum dijabarkan secara lengkap. Mari kita bedah apa bab/bagian yang umumnya disediakan oleh dokumen Piping Hook-Up Standard, namun mungkin teman-teman yang lain memiliki pengalaman catatan yang berbeda boleh dishare.

Singkatan (Abbreviation)
Technical document seringkali disisipkan singkatan agar mudah disebut dan diingat. Karena koneksi ke Instrument, maka istilah yang berkaitan dengannya akan banyak disebutkan. Berikut ini adalah contoh beberapa singkatan yang digunakan sesuai urutan alfabet:
- BW:  Butt Welding
- BLE: Bevel Large End
- INSTR: Instrument
- LIT: Level Instrument Transmitter
- LG: Level Gauge
- LT: Level Transmitter
- NPTF: National Standard Pipe Taper Female
- PDI: Pressure Differential Indicator
- PG: Pressure Gauge
- PI: Pressure Indicator
- PIT: Pressure Indicator Transmitter
- TOE: Threaded One End
- TBE: Threaded Both End

Isi / Skema (Schematic Drawing)
Inti dari Piping Hook-Up Standard ada di bagian skematik drawingnya. disana dijelaskan ada piping class, jenis koneksi dari header ke branch, size branch, rating, tipe koneksi dari scope piping ke instrument, size suction dan discharge piping, beberapa catatan dan info lain untuk case tertentu. Pada Postingan sebelumnya (klik link), terdapat contoh salah satu skema Piping Hook Up Standard. Namun disini akan dijelaskan lebih detail ke beberapa skema:

1. Pressure Tapping on Lines
Artinya alat instrument yang menunjukkan indikator pressure seperti PG, PI/PT, PDI/PDT dikoneksikan ke line piping seperti skema dibawah. Rating dan manifold valve yang ditampilkan hanya contoh, bisa berbeda dengan spec Client lainnya.


2. Pressure Tapping on Equipment
Kalau bagian ini, koneksi Instrument berada di Equipment, seperti Vessel, X-Mas Tree, dll. Berikut adalah contoh skema yang ditampilkan.

3. Typical Level Instrument on Equipment
Ketika mendengar istilah "Level", maka yang kita asumsikan seperti ukuran ketinggian. Nah di instrument ada alat yang gunanya untuk mengetahui level suatu fluida yang harus diketahui, contoh di Vent/Flare KO Drum untuk mengukur kandungan gas hydrocarbon di dalamnya. Berikut contoh skemanya, terlihat ada "cloud" yang artinya ada revisi dari sebelumnya.


4. Thermowell Installation
Berbicara tentang Thermowell, maka kita perlu menyiapkan ketinggian yang cukup agar stick yang dimilikinya dapat berfungsi dengan baik dan ini sudah ada kalkulasinya, jadi Piping hanya menyesuaikannya. Berikut skema yang ditampilkan:

5. Flow Orifice Flange Installation
Pemasangan Flow Orifice Flange cukup unik, dimana flange dilubangi untuk dimasukkan nipple dan block&bleed valve. Skema terlihat seperti dibawah ini:



6. Coriolis Flow Meter
Skema yang ditampilkan dibawah menunjukkan ke atas karena fluida yang dialirkan lebih dominan berbentuk gas. Sehingga jika fluidanya cair, maka pemasangan alatnya ke arah bawah.


7. Ultrasonic Flow Meter
Fungsinya hampir sama dengan Coriolis untuk mengukur besaran massa atau volume suatu aliran, namun hanya digunakan untuk fluida berbentuk gas dan biasanya yang menuju flare. Berikut skema yang ditampilkan:


8. Sample Connection Details
Berikut skema yang ditampilkan untuk beberapa tipe sample connection:

9. Hydrostatic Vents & Drains
Selanjutnya terdapat skema Hydrostatic Vents & Drains yang dibuat untuk keperluan hydrotest dimana lokasinya ada di titik paling atas atau bawah. Sistem penyambungannya tergantung jenis piping class, ada yang dengan cara welding, atau lem adhesive untuk material GRP, atau threaded. Berikut skemanya:

10. Drain Seal Pot Connection 
Skema poin 10 disediakan untuk menampung tetesan fluida dari ujung valve ketika maintenance.


11. Deck Drain Drip Tray
Skema berikutnya yaitu penampungan air sementara yang berasal dari air hujan atau saat maintenance (sama dengan poin 12).  


12. Drain Box Detail



Sekian dari Penulis, jika ada koreksi mohon disampaikan dan sangat terbuka untuk saya perbaiki.
Salam Hangat.




Read More »

Thursday, 27 December 2018

Resolusi dan Cara Buatnya

Assalamu'alaikum... Hallo!

source: discoveryisle.com
Tidak terasa sudah berada di penghujung tahun 2018, pastinya ada saja masa-masa bahagia, sedih, amazing, stagnan, atau apapun sesuatu yang kalian rasakan di tahun tersebut. Tapi coba kita merenung sedikit, untuk yang beragama Islam, kita diberikan suatu Surat di kitab Al-Qur'an yang bahkan Allah bersumpah atas nama Waktu, yep! kalian pasti tahu Surat itu, cukup pendek namun sangat mengena, yaitu Qur'an Surat (QS) Al-Ashr, Ayat 1 - 3 :

source: tuningadmin.blogspot.com
Jadi Allah menjelaskan bahwa ada tipikal manusia yang rugi, namun adapula yang beruntung. Siapakah yang beruntung itu? Manusia yang dapat memanfaatkan waktunya dengan beriman kepada-Nya, beramal sholeh (memberi sedekah, mengajar, membantu siapapun dalam kesulitan, dll) hanya mengharap ridho Allah Subhanahu wata'ala, mereka yang berpesan dalam kebenaran dan kesabaran. 

Sehubungan dengan peringatan Allah di atas, oleh karenanya kita perlu memperbaiki pribadi dari masa ke masa. Namun kebanyakan dari kita lalai, hidup mengalir apa adanya, terlena dengan rutinitas keseharian kita, tidak ada perbaikan, bahkan mungkin ada yang tidak tahu tujuan hidup ini sebenarnya apa... ๐Ÿ˜ข

Baik, kita sebagai manusia memiliki akal dan hati nurani, sepatutnya kita gunakan untuk menjadi manusia yang lebih baik dan bernilai. Salah satu instrumen dalam rangka memperbaiki kehidupan kita adalah membuat Resolusi Tahunan. Mungkin dari sebagian kita pernah membuatnya, atau ada yang belum pernah ? Bagi yang belum pernah tidak masalah asalkan dia tahu hakikat kehidupannya seperti apa, senantiasa memiliki target dan cita-cita yang perlu dia capai dengan berusaha sebaik-baiknya. Namun manusia itu tempatnya lupa sehingga perlu kita tulis dalam bentuk catatan resolusi agar lebih fokus dalam mencapai target-target yang dibuat. Sekarang, bagaimana cara membuat Resolusi tersebut? 

source: liputan6.com
Sebaiknya, resolusi dibuat ketika akhir tahun dalam menyambut tahun selanjutnya, target yang ditulis diharapkan dapat tercapai dalam setahun yang akan datang. Penulis membuat di program Ms. Excell sehingga akan ada beberapa kolom. Kolom deskripsi kegiatan, kolom target, kolom cara untuk mencapai target, kolom waktu dan kolom hasilnya. Perlu diketahui, target yang dibuat haruslah realistis, semestinya kita sendiri bisa mengukurnya apakah target tersebut dapat dicapai dalam waktu setahun. Lalu seperti apa konten dari Resolusi itu sendiri?

1. Spiritual
Contohnya untuk yang beragama Islam, ingin shalat tahajjud minimal 2x dalam seminggu yang sebelumnya jarang sekali dilakukan, puasa senin-kamis min. 2x dalam sebulan, dsb.

2. Family
Bagi yang sudah berkeluarga misalnya, alokasikan waktu untuk liburan dalam 2 bulan sekali, bacakan buku anak sebelum anak tidur minimal 2x dalam seminggu, mengobrol dengan pasangan sebelum tidur selama 15 menit, dll.
 
3. Career
Ingin Naik jabatan atau naik gaji, tentu semua ini atas kuasa Allah, namun setidaknya kita mengetahui langkah-langkah untuk mencapai kesana. 
 
4. Personal
Mungkin ada yang perlu kita tingkatkan skill seperti skill memasak menu tertentu, skill mengoperasikan Adobe Photoshop, atau menambah postingan blog per minggu dari tahun sebelumnya. 

5. Ekonomi
Setiap tahun pastinya kita menginginkan ekonomi yang lebih baik, salah satu dari resolusi itu adalah mungkin kita bisa menambah tabungan kita per bulannya, misal dari 500ribu menjadi 700ribu dan itu tergantung kemampuan kita, bisa juga mulai ikut investasi. 
 
6. Sosial  
Jika diri kita ingin lebih bermanfaat lagi buat orang lain, mungkin dengan cara kita memberikan sarapan kepada seseorang atau beberapa orang setiap pagi semampu kita, atau kita ingin menjadwalkan berkunjung ke saudara/teman sekolah/teman kuliah/teman kerja/teman pasangan, atau kita ingin memberikan ilmu yang kita punya secara gratis, dll.

Nah itu tadi yang bisa penulis sampaikan, semoga bermanfaat dan penulis masih harus belajar menjadi manusia yang lebih baik ke depannya... aamiiin (mohon doa & supportnya ๐Ÿ˜ƒ)

 
Read More »